Sunday, February 9, 2025

Al-I'jaz Al-Bayani dalam Al-Qur'an

 Pengertian Al-I'jaz Al-Bayani

Al-I'jaz al-bayani adalah salah satu aspek kemukjizatan Al-Qur'an yang berkaitan dengan keunggulan bahasa, gaya penyampaian, dan keindahan retorikanya. Secara bahasa, i'jaz berarti melemahkan atau membuat sesuatu tidak mampu menandinginya, sementara bayani berasal dari kata bayan, yang berarti kejelasan atau kefasihan dalam berbicara. Dengan demikian, al-i'jaz al-bayani merujuk pada ketidakmampuan manusia untuk menandingi keindahan dan kefasihan bahasa Al-Qur'an.


Karakteristik Al-I'jaz Al-Bayani dalam Al-Qur'an

1. Keindahan Struktur Bahasa

Al-Qur'an menggunakan susunan kata yang unik dan tidak dapat ditiru oleh manusia. Gaya bahasanya tidak sepenuhnya mengikuti pola puisi Arab klasik (sya'ir) maupun prosa (natsr), melainkan memiliki irama dan keindahan tersendiri.


2. Keserasian Bunyi dan Irama

Dalam Al-Qur'an, terdapat keseimbangan antara panjang dan pendeknya ayat serta keserasian bunyi yang memberikan efek ritmis. Hal ini dapat dirasakan dalam surah-surah pendek seperti Surah Al-Kawthar dan Al-Ikhlas yang memiliki aliran kata yang merdu dan mudah dihafal.


3. Ketepatan Pemilihan Kata

Setiap kata dalam Al-Qur'an dipilih dengan sangat tepat, sehingga tidak ada kata yang sia-sia atau bisa digantikan dengan sinonim tanpa mengubah makna yang mendalam. Pemilihan kata ini juga memperlihatkan makna yang luas dalam satu kalimat yang singkat.


4. Gaya Bahasa yang Beragam

Al-Qur'an menggunakan berbagai bentuk gaya bahasa seperti perumpamaan (tasybih), metafora (isti’arah), dan kiasan (kinayah). Penggunaan gaya bahasa ini tidak hanya memperindah makna tetapi juga memperkuat pesan moral dan spiritual dalam setiap ayat.


5. Kekuatan Argumentasi dan Ketegasan Makna

Al-Qur'an menyampaikan pesan dengan argumen yang kuat dan logis. Banyak ayat yang mengajak manusia untuk berpikir kritis dan merenungi alam serta kehidupan. Argumentasi dalam Al-Qur'an juga sering dikombinasikan dengan pertanyaan retoris yang menggugah kesadaran manusia.


Tantangan kepada Manusia untuk Menandinginya

Kemukjizatan Al-Qur'an dalam aspek al-i'jaz al-bayani juga dibuktikan dengan tantangan yang Allah berikan kepada manusia untuk menciptakan sesuatu yang serupa dengannya. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 23, Allah menantang manusia untuk membuat satu surah saja yang setara dengan Al-Qur'an, namun hingga kini tidak ada yang mampu melakukannya.


Kesimpulan

Al-I'jaz al-bayani dalam Al-Qur'an merupakan bukti nyata bahwa kitab suci ini berasal dari Allah, bukan hasil karya manusia. Keindahan bahasanya, ketepatan diksi, variasi gaya bahasa, serta kekuatan argumentasinya menjadikan Al-Qur'an sebagai kitab yang tak tertandingi dalam aspek kebahasaan. Oleh karena itu, banyak ahli bahasa, baik Muslim maupun non-Muslim, yang mengakui keunikan dan keistimewaan retorika Al-Qur'an yang tidak dapat direplikasi oleh manusia.




Tuesday, February 4, 2025

Henry Kissinger

Henry Kissinger marupakan antara manusia yang setaraf dengan Pol Pot, Hitler, Mussoleni, Mau Tze Dong serta manusia-manusia lain yang pernah hidup sebagai pemangsa yang teramat kejam. 

1. Perang Vietnam (1969–1975) : 3.8 juta nyawa

2. Pemboman Kemboja (1969–1973): 50,000 hingga 150,000 nyawa

3. Perang Saudara Pakistan Timur [Bangladesh] (1971): 300,000 hingga 3 juta nyawa

4. Kissinger menyokong serangan Indonesia ke atas Timor Leste (1975–1976): 100,000 hingga 200,000 nyawa, termasuk akibat kebuluran dan penyakit

5. Operasi Condor di Amerika Latin (1970-an): dianggarkan lebih 10 000 korban dibunuh atau "hilang" di seluruh Amerika Latin.

6. Perang Yom Kippur (1973): >10,000 nyawa

Walaupun demikian, saya tertarik dengan kenyataan Kissinger berkenaan asymmetrical warfare, " 𝑝𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑖𝑟𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔, 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑟𝑖𝑙𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑘𝑖𝑟𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑙𝑎ℎ (𝑠𝑢𝑟𝑣𝑖𝑣𝑒)".  Ini boleh menyimpulkan bahawa pasukan Ha Min Alif Sin memenangi perang di Gaza, sekalipun hampir keseluruhan Gaza telah diranapkan oleh tentera penjajah, dengan segala bentuk bantuan Amerika dan blok Barat.

Mantan Setiausaha Negara Amerika ini tidak pernah diheret ke muka pengadilan untuk dibicarakan seluruh jenayah yang dilakukannya, tetapi tentunya dia tidak sesekali terlepas dari mahkamah yang lebih agung, di hadapan Sang Pencipta. Setelah hidup hampir 100 tahun (1923-2023), sang penzalim ini telah kembali menemui Pencipta. 

Memetik kata-kata Buya Hamka;

"𝐾𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎. 𝐴𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑡𝑖𝑟𝑎𝑖 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑡𝑢𝑝, 𝑙𝑒𝑛𝑦𝑎𝑝𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑙𝑎 𝑙𝑎𝑘𝑜𝑛𝑎𝑛, 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑚𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑏𝑒𝑘𝑎𝑙𝑎𝑛."