Wednesday, November 28, 2012

Wawancara Bersama Pak Ismail Yusanto (Juru bicara Hizb Tahrir Indonesia)

SIAPA DISKRIMINATIF?

Oleh : H.M. Ismail Yusanto
Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia


Demokrasi. Tampaknya kini telah menjadi kata yang penuh daya magis. Demokrasi mewarnai tiap pembicaraan tentang politik di manapun di dunia. Demokrasi dianggap sebagai system politik terbaik, setidaknya paling baik di antara yang buruk (the best among the worst).

Sedemikian rupa orang percaya pada demokrasi, seolah ia adalah pangkal dari segala kebaikan dan senjata pamungkas untuk setiap persoalan. Segala hal yang baik pastilah demokratis dan segala yang buruk pastilah tidak demokratis. Maka dari itu, semua orang merasa bahwa demokrasi harus diwujudkan secara nyata dalam semua sendi kehidupan masyarakat dan bernegara. Jadilah demokrasi menjelma bagai sebuah norma global dan buah dari semangat zaman. Menolak demokrasi sama artinya dengan menolak zaman. Benarkah begitu?

Satu topik yang paling sering ditanyakan oleh berbagai pihak, termasuk para peneliti dan pengamat, adalah sikap Hizbut Tahrir (HT) terhadap demokrasi. Mereka tahu bahwa HT menolak demokrasi, bahkan menganggap bahwa demokrasi itu sebagai sistem kufur. Bagi mereka, ini sangatlah menarik. Bagaimana tidak. Pada saat hampir seluruh negara di dunia saat ini menganut sistem demokrasi, dan semua orang, termasuk tokoh-tokoh dan
berbagai kelompok Islam, menyatakan dengan tegas bahwa demokrasi bukan hanya bisa diterima Islam, bahkan Islam adalah agama yang sepenuhnya demokratis, Hizbut Tahrir justru menyatakan demokrasi seratus delapan puluh derajat bertentangan dengan Islam.

Hal ini pula yang menarik perhatian Prof. Don Emmerson, Direktur Forum Asia Tenggara di Stanford University, Amerika Serikat, yang juga anggota Komisi Nasional Hubungan Indonesia-Amerika Serikat (the National Commission on U.S.-Indonesian Relations), dan di Amerika Serikat dianggap sebagai salah satu ahli Indonesia (Indonesianis) yang cukup terkemuka. Bersama timnya, ia melakukan penelitian mengenai hubungan antara Islam dan demokrasi, dan kesesuaian demokrasi, termasuk demokrasi liberal, dengan negara yang mayoritas Muslim seperti Indonesia. Hasil penelitian itu kemudian dikemas dalam bentuk sebuah film dokumenter. Nah, dalam rangka penelitian itulah Prof. Emmerson datang ke Indonesia, di antaranya untuk mewawancarai saya guna mengetahui pandangan HT tentang topik tadi.

Wawancara dilakukan di Hotel Shangri La, Jakarta. Tidak seperti wawancara pada umumnya yang dilakukan seadanya, wawancara dengan Prof. Emmerson ini tampak dirancang spesial. Tempatnya di sebuah paviliun bergaya Jawa yang cukup luas. Di-set-up begitu rupa, paviliun itu bagaikan sebuah studio mini dengan sekian kamera dan properti yang telah ditata secara profesional. Yang lebih istimewa, untuk wawancara ini Prof. Emmerson membawa petugas khusus: seorang Muslim, masih muda, asli Mesir, alumni al-Azhar—Mesir dan doktor pemikiran Islam dari Stanford University, yang tentu saja fasih bercakap Arab dan Inggris.

Kami duduk berhadap-hadapan. Satu kamera diletakkan di belakang kami masing¬-masing. Satu lagi yang bergerak di kiri dan kanan kami. Mungkin untuk mendapatkan gambar ekspresi wajah kami secara lebih jelas saat wawancara berlangsung. Pendek kata, kami berdua bagaikan artis film atau sinetron yang dikerubuti sekian banyak crew di bawah sorotan kamera dengan lampu yang sangat terang.

Pertanyaan yang diajukan tentu saja di seputar mengapa HT menolak demokrasi? Ketika menolak demokrasi, apakah berarti HT mendukung teokrasi? Kalau tidak, lalu sistem politik seperti apa yang dimaksud? Lalu bagaimana cara pemimpin dipilih? Kalau boleh rakyat memilih langsung, lantas di mana bedanya dengan demokrasi? Bagaimana pula nasib rakyat non-Muslim nantinya? Ada juga pertanyaan tentang terorisme, tetapi itu hanya sekilas dan tidak terlalu mendominasi keseluruhan wawancara yang berlangsung sekitar dua jam lamanya.

Alhamdulillah, wawancara berjalan lancar dan semua pertanyaan yang diajukan bisa saya jawab dengan baik meski harus dilakukan dengan pelan-pelan karena sambil berpikir untuk menemukan kata atau kalimat yang tepat dalam bahasa Inggris. Lagi pula hampir semua pertanyaan tadi masuk kategori FAQ atau frequently asked questions (pertanyaan yang berulang ditanyakan).

Saya jelaskan, bahwa HT menolak demokrasi karena inti atau substansi dari demokrasi, yakni ide kedaulatan rakyat yang perwujudannya berupa hak membuat hukum serta menentukan
benar dan salah ada pada wakil rakyat atau parlemen, itu bertentangan dengan Islam. Islam meyakini bahwa hak untuk membuat hukum, menentukan benar dan salah, menetapkan halal dan haram hanyalah pada Allah SWT. Namun, meski begitu tidak berarti HT mendukung teokrasi, karena pemimpin dalam sistem Khilafah tetaplah dipilih oleh rakyat, sedangkan dalam teokrasi pemimpin dianggap sebagai titah dari Tuhan dan can do no wrong alias maksum. Bedanya, dalam sistem Khilafah, pemimpin dipilih oleh rakyat untuk melaksanakan syariah, sedangkan dalam sistem demokrasi pemimpin dipilih untuk melaksanakan kedaulatan rakyat atau melaksanakan hukum yang telah ditetapkan oleh wakil rakyat dalam parlemen, baik dalam penetapan hukum itu mengacu pada syariah ataupun tidak. Jadi, dalam demokrasi, kalaulah ada syariah, itu hanya sebagai option (pilihan), bukan sebagai obligation (kewajiban). Padahal dalam pandangan Islam, syariah semestinya menjadi kewajiban. Kalaupun sebagai pilihan, maka syariah mestinya menjadi satu-satunya pilihan (the only option).

Wawancara berlangsung hangat. Kadang diselingi sedikit debat. Tak jarang ia tertawa dan mengangguk-angguk. Latar belakang keislamannya terlihat sangat membantu dalam ia bertanya dan mendalami tiap jawaban yang saya sampaikan. Tidak salah Prof. Emmerson memilih dia sebagai interviewer.

Wawancara terus berjalan hingga tiba pada pertanyaan tentang tentang syarat khalifah, ia bertanya, "Apakah khalifah nantinya mesti seorang Muslim?" Tentu saja saya jawab, "ya, harus." Dengan cepat ia bertanya lagi, "Kalau begitu, bukankan itu diskriminatif, karena hanya seorang Muslim saja yang bisa menjadi khalifah, sementara warga negara non-Muslim tidak bisa."

Terns terang, saya merasa agak sedikit terkejut. Belum pernah ada sebelumnya yang bertanya seperti ini, apalagi dengan kesan menyudutkan. Namun, tentu saja saya tidak boleh kaget lama-lama. Dalam waktu singkat saya harus segera menemukan jawabannya.

Saya katakan kepada dia, bahwa terkait dengan siapa yang boleh menjadi kepala negara, dalam setiap sistem politik—sistem politik apapun itu dan di negara manapun—pasti ada limitasi atau pembatasan. Dalam sistem politik Amerika Serikat, misalnya, saya memberi contoh, juga ada limitasi, bahwa presiden Amerika Serikat haruslah seorang warga negara Amerika Serikat yang lahir di Amerika Serikat. Selain itu tidak boleh (Sekadar catatan, Barack Obama, presiden AS kulit hitam pertama, lahir di Honolulu, Hawaii, 4 Agustus 1961. Toh begitu. sempat mendapatkan resistensi dari sebagian warga negara AS. Ia dianggap kurang Amerika karena ayahnya berasal dari Kenya).

Jad,. limitasi dalam sebuah sistem politik adalah sesuatu yang wajar. Begitu juga dalam Islam, bahwa khalifah haruslah seorang Muslim. Bedanya, limitasi dalam sistem politik AS dan sistem politik di negara lain yang sejenis, itu berdasar pada sesuatu yang tidak bisa diubah. Maksudnya, tempat kelahiran kan tidak bisa diubah-ubah. Sekali Anda dilahirkan di Indonesia, misalnya, tidak mungkin diubah menjadi lahir di Amerika Serikat, sehingga selamanya Anda tidak mungkin menjadi presiden AS. Sebaliknya, limitasi dalam sistem politik Islam itu berdasar pada sesuatu yang bersifat pilihan, dan karena itu bisa diubah. Keislaman seseorang, sebagaimana juga ketidakislaman, adalah buah dari pilihan. Tiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Karena Anda non-Muslim, maka Anda tidak mungkin menjadi khalifah. Namun, begitu Anda berubah menjadi Muslim, saat itu juga Anda bisa menjadi seorang khalifah. Dengan demikian limitasi yang ditetapkan oleh Islam itu lebih rasional ketimbang sistem politik manapun yang menggunakan limitasi atas dasar primordialisme. Jadi, siapa sebenarnya yang diskriminatif?

Dia diam sesaat, sebelum akhirnya dia melanjutkan wawancara dengan pertanyaan lain.


________________________________________________________________

“Sampaikanlah walaupun hanya satu ayat”
Jika ikhwan wa akhwat fiLLAH meyakini adanya kebenaran di dalam tulisan dan fans page ini, serta ingin meraih amal shaleh, maka sampaikanlah kepada saudaramu yang lain. Bagikan (share) tulisan/gambar ini kepada teman-teman facebook yang lain dan mohon bantuannya untuk mengajak teman-teman anda sebanyak mungkin di KOMUNITAS RINDU SYARIAH & KHILAFAH, agar syiar kebaikan dapat LEBIH TERSEBAR LUAS DI BUMI INI....

fans page KOMUNITAS RINDU SYARIAH & KHILAFAH
http://www.facebook.com/SyariahKhilafah

twitter KOMUNITAS RINDU SYARIAH & KHILAFAH
https://twitter.com/spirit4khilafa

Ikhwan wa akhwat fiLLAH juga bisa mentag pada gambar ini....
________________________________________________________________

Saudaraku Kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT, bergabunglah bersama HIZBUT TAHRIR dan bersama kita mendakwahkan Islam, berdakwah mengajak kaum muslim hidup dalam tatananan syariah Islam dalam semua sendi kehidupan, dan berjuang agar diterapkannya Syariah Islam dan Khilafah Islamiyah, Karena Allah SWT.

Jika Saudara/i ingin bergabung, bisa melayangkan pesan berupa nama asli, alamat, dan no.telp yang bisa dihubungi pada inbox fan page serta tulis juga motivasi anda ingin memperjuangkan Syariah dan Khilafah.
________________________________________________________________

Jazaakumullah Khairan wa Syukron Katsiiran 'Alaa Husni Ihtimaamikum.
Penulis bersama Pak Ismail Yusanto pada 2011 di Khilafah Conference di Kuala Lumpur

Saturday, November 17, 2012

Himpunan Hadis dan Ayat Al Quran dalam perihal politik

Assalamualaikum warohmatullahiwabarakatuh....

Sekadar menghimpun ayat-ayat suci Al Quran yang memperkata akan perihal politik. Semoga mendapat iktibar dan manfaat.

1. "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri di antara kamu" 
[TMQ an-Nisa’(4):59]. 




2. "Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah (untuk berhukum dengan Kitabullah) dan RasulNya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebahagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah (ketidakdatangan mereka itu kerana) dalam hati mereka ada penyakit atau (kerana) mereka ragu-ragu (terhadap hukum Allah), ataukah (kerana) kerana takut kalau-kalau Allah dan RasulNya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya mereka itulah orang-orang yang zalim” [TMQ an-Nur (24):48-50]. 

3. “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang diturunkan Allah kepadamu” [TMQ al-Maidah (5):49].


4. “Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan, maka mereka adalah orang-orang yang kafir” [TMQ al-Ma’idah (5):44]. 


5. “Sesungguhnya menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang hak dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik”[TMQ al-An’am (6):57]. 


6. Sesungguhnya jawapan orang-orang Mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan RasulNya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, ialah ucapan ‘kami dengar dan kami taat.’ Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” [TMQ an-Nur (24):51]


7. “Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah” [TMQ al-An’am (6):57]. 


8. “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedangkan kamu mengetahui” [TMQ al-Baqarah (2):42]. 


9. “Dan Kami hendak memberi kurnia (dengan memberikan pertolongan) kepada orang-orang yang tertindas di negeri itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin-pemimpin serta menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)” [TMQ al-Qasas (28):5]. 


10. “Adakah mereka ingin mencari kemuliaan di sisi mereka (orang-orang kafir) walhal semua kemuliaan itu milik Allah” [TMQ an-Nisa(4):139].

11. Telah nyata kebencian (terhadap Islam) dari mulut-mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi” [TMQ Ali Imran (3):118].


12. Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari Kiamat)” [TMQ al-Mukmin (40):51].


13. “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Kitab dan kufur terhadap sebahagian. Maka tidak ada balasan bagi orang yang melakukan hal itu di antara kamu kecuali kehinaan pada kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka akan dikembalikan ke dalam azab yang amat pedih. Dan Allah tidak lalai terhadap apa yang kamu lakukan” [TMQ al-Baqarah (2):85].


14. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh bahawa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa…” [TMQ an-Nur (24):55]. 


15. Katakanlah (wahai Muhammad): “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin. Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik” [TMQ Surah Yusuf (12):108].


16. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan engkau (wahai Muhammad) hakim (pemutus) terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sedikit keberatan pun terhadap keputusan yang engkau berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya” [TMQ an-Nisa’ (4):65].


17. “Dialah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan atas semua agama. Cukuplah Allah sebagai saksi” [TMQ al-Fath (48):28]



18. “Wahai orang-orang yang beriman, siapa sahaja di antara kalian murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah cintai dan mereka pun mencintai Allah, yang bersikap lembut terhadap orang Mukmin dan keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah kurnia Allah yang diberikan kepada siapa sahaja yang dikehendakinya. Allah Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui” [TMQ al-Ma’idah (5):54]. Ibnu Katsir mentafsirkan ayat ini sebagai, “Allah SWT mengkhabarkan kekuasaannya yang besar. Siapa pun yang tidak mahu menolong agama Allah dan menjalankan syariatNya, maka Allah akan menggantikan mereka dengan orang-orang yang lebih baik, lebih kuat dan lebih lurus pendiriannya daripada mereka yang sebelumnya”. FirmanNya yang lain, “Jika kalian berpaling, nescaya Dia akan mengganti kalian dengan kaum yang lain dan mereka tidak seperti kalian” [TMQ Muhammad (47):38]. “Jika Allah menghendaki, nescaya Dia akan memusnahkan kalian wahai manusia dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai ganti kalian)” [TMQ an-Nisa’ (4)133]. 



19. Mereka hanya mengetahui perkara yang zahir nyata dari kehidupan dunia sahaja, dan mereka tidak pernah ingat hendak mengambil tahu tentang hari akhirat.
[TMQ Ar Ruum (30)7]


20. Sesungguhnya Allah telah menolong kalian di medan peperangan yang banyak dan juga pada hari peperangan Hunain, iaitu di waktu kalian menjadi congkak kerana ramainya jumlah kalian. Maka jumlah yang ramai itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikit pun dan bumi yang luas itu terasa sempit oleh kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai-berai. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman. Dan Allah menurunkan bala tentera yang kalian tidak melihatnya dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang kafir. Dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang kafir” [TMQ at-Taubah (9):25-26].


21. Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat (kelompok) yang mengajak pada kebajikan (Islam), memerintahkan yang makruf dan mencegah kemungkaran. Merekalah orang-orang yang beroleh kemenangan” [TMQ Ali Imran (3):104]. 


22. Berapa banyak (yang pernah terjadi), golongan yang sedikit berjaya menewaskan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah (sentiasa) bersama-sama orang-orang yang sabar” [TQM al-Baqarah (2):249]. 


23. “Dan janganlah sekali-kali kamu (wahai Muhammad) mengira bahawa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbeliak. Mereka datang bergegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepala mereka, sedang mata mereka tidak berkedip dan hati mereka kosong” [TMQ Ibrahim (14): 42].


24. “Sesungguhnya Allah memberi tempoh kepada orang-orang yang zalim sehingga Dia menyeksanya dan Dia tidak akan melepaskannya”. Kemudian baginda membaca ayat “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azabNya itu adalah amat pedih dan keras” [TMQ Hud (11):102].



25. “Sesungguhnya Allah telah menolong kalian di medan peperangan yang banyak dan juga pada hari peperangan Hunain, iaitu di waktu kalian menjadi congkak kerana ramainya jumlah kalian. Maka jumlah yang ramai itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikit pun dan bumi yang luas itu terasa sempit oleh kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai-berai. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman. Dan Allah menurunkan bala tentera yang kalian tidak melihatnya dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang kafir. Dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang kafir” [TMQ at-Taubah (9):25-26].

26. “Mereka itulah musuh (yang sebenarnya)maka berwaspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai berpaling (dari kebenaran)” [TMQ al-Munafiqun (63):4]

27. “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui” [TMQ al-Anfal (8):27]. 


28. “Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunnah)” [TMQ an-Nisa’ (4):59]. 


29. “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian dan ketahuilah bahawa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepadaNyalah kalian akan dikumpulkan” [TMQ al-Anfal (8):24].

30. “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu (Ya Rasulullah) berlaku lemah lembut terhadap mereka (kaum Muslimin). Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah keampunan bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka...” [TMQ Ali Imran (3):159]. 


31. “Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya danbagi orang-orang Mukmin dan orang-orang munafik itu tidak mengetahui”[TMQ al-Munafiqun (63):8].


32. “Sesungguhnya (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah ia dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), kerana jalan-jalan lain itu mencerai-beraikan kalian dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepada kalian agar kalian bertakwa” [TMQ al-An’am (6):153]. 


33. “Pada saat itulah, hati seluruh kaum Mukmin akan bergembira kerana pertolongan Allah” [TMQ ar-Rum (30):4-5].


34. Demikian pula, Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) sebagai umattan wasatan agar kalian menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kalian” [TMQ al-Baqarah (2):143]. 


35. “Siapa sahaja yang mendurhakai (memaksiati) Allah dan RasulNya serta melanggar hudud (ketetapan-ketetapanNya) nescaya Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka, sedangkan ia kekal di dalamnya” [TMQ an-Nisa’ (4):14]. 


36. Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama (ideologi dan pemikiran) yang lain, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya” [TMQ at-Taubah (9):33]. 

37. Barangsiapa yang mengambil Allah, RasulNya serta orang-orang beriman sebagai penolongNya, maka sesungguhnya hizb (pengikut) (agama) Allah itulah yang pasti menang” [TMQ al-Ma’idah (5):56]. 


38. Merekalah kelompok (hizb) Allah. Ingatlah bahawa hizbullah itulah yang pasti menang” [TMQ al-Mujadilah (58):22]


39. “Mereka (Yahudi dan Nasara) menjadikan orang-orang alimdan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah”[TMQ at-Taubah (9):31].


40. “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan” [TMQ Hud (11):113].


41. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Mereka hendak berhakim kepada taghut padahal mereka telah diperintah mengingkari taghut itu dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya” [TMQ an-Nisa’ (4):60].


42. “Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi’ mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang membuat perbaikan’. Ingatlah sesungguhnya mereka itulah orang-orang membuat kerosakan tetapi mereka tidak sedar” [TMQ al-Baqarah (2):10-11]. 


43. “Di antara orang-orang Mukmin itu, ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada yang menunggu-nunggu (apa yang Allah janjikan ke atas mereka) dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)” [TMQ al-Ahzab (33):23].



44. “Di antara orang-orang Mukmin itu, ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada yang menunggu-nunggu (apa yang Allah janjikan ke atas mereka) dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)” [TMQ al-Ahzab (33):23].



45. “Terangkanlah kepadaKu tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahawa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami?  Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)” [TMQ al-Furqan (25):43-44].


46. “Dan siapa sahaja yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang Mukmin, Kami biarkan mereka berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” [TMQ an-Nisa’ (4):115]. 



47. “Itulah hudud (larangan) Allah, maka janganlah kamu mendekatinya” [TMQ al-Baqarah (2):187]. 


48. Itulah hudud (hukum-hukum) Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri” [TMQ at-Thalaq (65):1]. 


49. “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh (zina) wanita-wanita yang baik-baik, yang tidak terlintas pun untuk melakukan perbuatan keji itu, lagi beriman, mereka dilaknat di dunia dan akhirat dan bagi mereka azab yang besar” [TMQ An Nur (24):23]. 


50. Wahai orang-orang yang beriman, bahawa sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala dan mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keuntungan” [TMQ al-Ma’idah (5):90]. 


51. Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerosakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya)” [TMQ Al-Mai’dah (5):33]. 


52. “Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan, maka mereka adalah orang-orang yang zalim” [TMQ al-Ma’idah (5):45]. 


53. Telah nyata kerosakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan-tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan-perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [TMQ ar-Rum (30):41].


54. Orang-orang Yahudi dan Nasrani itu tidak akan senang kepada kamu sehinggalah kamu mengikuti milah mereka” [TMQ al-Baqarah (2):120]


55. “Sesungguhnya telah Kami turunkan Al-Kitab (Al-Quran) kepadamu agar engkau menghukumi di antara manusia sesuai dengan apa yang diwahyukan Allah kepadamu” [TMQ an-Nisa’ (4):105]


56. “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak beriman kepada hari akhirat, dan mereka tidak pula mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan RasulNya, dan tidak beragama dengan agama yang benar, iaitu dari orang-orang yang diberikan Kitab (Yahudi dan Nasrani), sehingga mereka membayar jizyah dengan keadaan tunduk” [TMQ at-Taubah (9):29]


57. “Dan barangsiapa yang tidak berhukum menurut apa yang Allah turunkan, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” [TMQ al-Ma’idah (5):47].




58. Dan (Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya, ‘Mengapakah kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu syahwatmu (kepada mereka) bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas” [TMQ Al A'raf (7):80-81]. 

59. “Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu” [TMQ az-Zariyat (51):50].

60. Tidakkah engkau (hairan) melihat (wahai Muhammad) orang-orang (munafik) yang mendakwa bahawa mereka telah beriman kepada Al-Quran yang telah diturunkan kepadamu dan kepada (Kitab-kitab) yang telah diturunkan dahulu daripadamu? Mereka suka hendak berhakim kepada Taghut, padahal mereka telah diperintahkan supaya kufur ingkar kepada Taghut itu. Dan Syaitan pula sentiasa hendak menyesatkan mereka dengan kesesatan yang amat jauh.
(TMQ An Nisa 4:60)


61.  "...Dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (TQS. al-A’râf[7]: 199)

62. “Bertaqwalah kalian kepada Allah dan taatlah kepadaku. Janganlah kalian mentaati perintah orang-orang yang melampaui batas; mereka adalah para pembuat kerosakan di muka bumi dan tidak melakukan perbaikan” [TMQ asy-Syuara’(26):150-152].


63. “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khuatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” [TMQ al-Ahzab (33):72).










1. “Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu (hendaklah ia mengubahnya) dengan lisannya, jika tidak mampu, dengan hatinya. Akan tetapi, yang demikian itu (dengan hati) adalah selemah-lemahnya iman” [HR Muslim]. 


2. Penghulu syuhada’ adalah Hamzah bin Abdul Mutallib dan orang-orang yang berdiri di hadapan penguasa yang zalim, memerintahkannya kepada kemakrufan dan melarangnya dari kemungkaran, kemudian dia (pemimpin tersebut) membunuhnya” [HR Hakim].


3. “Jihad yang paling agung adalah menyatakan kalimat yang hak di hadapan penguasa yang jahat/zalim” [HR Abu Daud].


“4. Adapun mereka (Yahudi dan Nasara) tidak menyembah (sujud) kepara orang-orang alim dan rahib-rahib mereka, akan tetapi jika orang-orang alim dan rahib-rahib itu menghalalkan sesuatu untuk mereka, maka mereka pun menghalalkannya dan jika orang-orang alim dan para rahib itu mengharamkan sesuatu atas mereka maka mereka pun mengharamkannya, inilah yang dikatakan menjadikannya Tuhan”[HR at-Tirmidzi]. 


5. “Tidak halal bagi tiga orang yang berada di muka bumi kecuali melantik seorang ketua di kalangan mereka” [HR Abu Daud].


6. “Ketahuilah bahawa roda Islam itu akan terus berputar, maka ikutilah roda Islam itu di mana sahaja ia berputar. Ketahuilah bahawa Al-Quran dan kekuasaan akan berpisah, maka janganlah kamu berpisah daripada Al-Quran. Ketahuilah bahawasanya kamu akan dikuasai oleh para penguasa yang memutuskan perkara hanya untuk kepentingan mereka sahaja dan bukan untuk kepentingan kamu. Jika kamu mengingkari perintah mereka, maka mereka akan membunuhmu dan jika kamu mematuhi mereka, maka mereka akan menyesatkan kamu. ‘Para sahabat bertanya, ‘Apa yang harus kami lakukan wahai Rasulullah?’ Jawab Nabi SAW, ‘Lakukanlah seperti para sahabat Isa bin Maryam as. Mereka telah digergaji dengan gergaji dan digantung di atas kayu (salib). Sesungguhnya mati kerana mentaati Allah adalah lebih baik daripada hidup dengan melakukan maksiat kepada Allah.” [HR At Tabrani]


7. “Daripada Abu Hurairah ra, ia berkata, Nabi saw bersabda: 'Sesungguhnya Imam/Khalifah itu adalah perisai. Di belakangnya umat berperang dan dengannya  umat berlindung. Apabila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun apabila ia memerintah dengan selain daripadanya, maka ia akan mendapat akibatnya.” [HR Muslim] 


8. “Islam pasti mencapai wilayah yang diliputi oleh siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah yang megah mahupun sederhana melainkan akan memasukkan agama ini (Islam) ke dalamnya dengan memuliakan orang-orang yang mulia dan menghinakan orang-orang yang hina; mulia kerana Allah memuliakannya dengan Islam; hina kerana Allah menghinakannya dengan kekafiran” [HR Ahmad].


9. “Tidak akan terjadi Kiamat hingga kaum Muslimin memerangi Yahudi sehingga kaum Yahudi itu bersembunyi di balik batu-batu dan pohon-pohon. Lalu batu dan pohon itu berseru, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi bersembunyi di belakangku, ke mari dan bunuhlah dia” [HR Muslim]


10. “Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada.  Lalu  Dia mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada zaman Khilafah Ala Minhaj Nubuwwah; ia tetap ada atas izin Allah.  Lalu Dia mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada zaman Mulkan Adhan (kerajaan yang menggigit); ia tetap ada atas izin Allah.  Lalu  Dia mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya.  Kemudian akan ada Mulkan Jabariyah (pemerintahan diktator); ia tetap ada atas izin Allah. Lalu  Dia mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan kembali zaman Khilafah Ala Minhaj Nubuwwah. Kemudian baginda diam” [HR Ahmad].


11. “Sesungguhnya Allah telah menampakkan (seluruh) bumi di hadapanku, sehingga aku (dapat) menyaksikan bahagian-bahagian timur dan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan menjangkau bahagian-bahagian bumi yang ditampakkan kepadaku” [HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah dari Tsauban ra]


12. “Kota manakah yang akan dibebaskan (oleh kaum Muslimin) terlebih dahulu, Constantinople atau Rom? Nabi SAW menjawab, ‘Kotanya Hiraklius (Constantinople) yang akan dibuka lebih dahulu”. [HR Ahmad]


13. “Tidak selayaknya seorang Mukmin itu dipatuk dari lubang yang sama dua kali” [HRBukhari& Muslim].

14. "Adapun sinar pertama, denganya Allah akan menaklukkan Yaman untukku. Adapun sinar kedua, dengannya Allah akan menaklukkan Syam dan Negeri-negeri Barat untukku. Sedang sinar yang ketiga, denganyya Allah akan menaklukkan negeri-negeri timur untukku"[HR Ibn Hisyam]


15. Sesiapa yang mendapatkan keredhaan manusia dengan kemurkaan Allah maka Allah akan meninggalkannya kepada manusia (tidak membantunya) dan sesiapa yang mencari keredhaan Allah dengan kemurkaan manusia, maka Allah akan mencukupkan keperluannya”[Dikeluarkan oleh Tarmizi dan Abu Na’im di dalam Al-Haliyah dari Aisyah].


16. Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu laksana perisai. Kalian berlindung dan berperang di belakangnya” [Dikeluarkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah].


17. “Sesiapa sahaja yang melepaskan dirinya dari ketaatan (kepada Khalifah) maka dia akan bertemu dengan Allah di hari kiamat tanpa hujjah. Sesiapa sahaja yang mati tanpa bai’ah di lehernya maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah” [Dikeluarkan oleh Muslim dari Abdullah bin Umar]. 


18. “Dahulu, Bani Israel dipimpin dan dipelihara urusannya oleh para Nabi. Setiap kali seorang Nabi meninggal, digantikan dengan Nabi yang lain. Sesungguhnya tidak akan ada Nabi sesudahku. (tetapi) nanti akan ada ramai Khalifah’. Para sahabat bertanya: ‘Apakah yang engkau perintahkan kepada kami?’ Baginda menjawab: ‘Penuhilahbai’at yang pertama dan yang pertama itu sahaja”  [Dikeluarkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah]. 


19. “Sudah hampir tiba suatu zaman di mana tidak tinggal lagi daripada Islam ini kecuali hanya namanya dan tidak tinggal daripada Al-Quran itu kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka tersergam indah, tetapi ia roboh daripada petunjuk. Ulama yang ada adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah naungan langit. Dari mereka berpunca fitnah dan kepada mereka fitnah ini akan kembali” [HR al-Baihaqi].

20. “Sesungguhnya seorang lelaki dari Bani Aslam datang kepada Nabi SAW sedangkan baginda berada di dalam masjid. Kemudian lelaki itu mengaku bahawa dia telah berzina. Maka baginda memalingkan darinya dan menjauhinya. Lalu lelaki itu pun bersaksi sebanyak 4 kali (bahawa ia telah berzina). Kemudian Nabi SAW memanggilnya dan bersabda, ‘apakah engkau gila/mempunyai penyakit gila? Apakah engkau seorang muhsan (telah berkahwin)?’ Dia menjawab, ‘Ya’. Lalu baginda memerintahkan agar dia dirajam…” [HR Bukhari]. 


21. Akan tiba satu masa di mana ilmu itu akan hilang.’ Ziyad berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana ilmu boleh hilang sedangkan kita membaca Al-Quran dan mengajarkannya kepada anak-anak kita dan anak-anak kita membaca Al-Quran dan mengajarkannya kepada anak-anak mereka sehinggalah hari Kiamat.’ Baginda menjawab, ‘Wahai Ziyad, semoga ibumumenangisimu, aku kira engkau adalah orang yang sangat memahami agama di Madinah. Adakah engkau tidak melihat bahawa orang-orang Yahudi dan Nasara juga membaca Taurat dan Injil, tetapi mereka langsung tidak mengamalkan isinya?” [HR Ahmad, Ibnu Majah, Tarmizi].

22. “Sesungguhnya Allah mengangkat kedudukan satu kaum dengan kitab ini (Al-Quran) dan merendahkan kedudukan satu kaum yang lain (dengan al-Quran)" [HR Muslim]. 


23. Ingatlah bahawa pusat kepada Islam itu adalah di Syam” [HR at-Thabrani dalam al-Kabeer daripada Salamah bin Nufail]. 


24. “Sesungguhnya pusat negara kaum Mukmin itu di Syam” [HR Ahmad] 



25. “Demi Allah, wahai bapa saudaraku, andaikata mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan perkara ini (dakwah Islam), sungguh aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan aku atau aku mati kerananya!”  [HR Baihaqi] 

26. Bahawa seorang lelaki mengaku di hadapan Rasulullah yang dia telah berzina. Kemudian baginda memerintahkan supaya lelaki tersebut disebat sebagai had kepadanya, tetapi kemudian didapati bahawa lelaki tersebut adalah muhsan, maka baginda pun merejamnya” [HR Abu Daud]. 
27. Dari Anas bin Malik ra “Bahawa Rasulullah SAW memukul (para peminum khamar) sebanyak 40 kali dengan pelepah kurma dan sandal” [HR Bukhari]. 

28. Barangsiapa menukar agamanya (murtad), maka bunuhlah dia” [HR Bukhari].

29. “Bukan dari kalangan kami orang yang menyeru kepada assabiyyah, orang yang berperang kerana assabiyyah dan mati kerana (mempertahankan) assabiyyah” [HR Abu Dawud].

30. “Allah menjamin orang orang yang berjihad dijalanNya, dia tidak keluar dari rumahnya kecuali untuk berjihad dijalanNya dan membenarkan kalimatNya bahawa Dia akan memasukkannya ke dalam syurga, atau mengembalikannya ke tempat tinggalnya yang dia keluar darinya dengan membawa pahala dan ghanimah yang didapatkannya......Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada ditanganNya, sungguh aku ingin terbunuh dijalan Allah, lalu aku hidup lalu terbunuh, lalu aku hidup lalu terbunuh, lalu aku hidup lalu aku terbunuh” [HR Bukhari & Muslim].

31. Tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam (perkara) memaksiati Allah” [HR Ahmad]. 

32.  “Sampaikan dariku walaupun satu ayat” [HR Bukhari]

33. “Sesungguhnya Allah telah menampakkan (seluruh) bumi di hadapanku, sehingga aku (dapat) menyaksikan bahagian-bahagian timur dan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan menjangkau bahagian-bahagian bumi yang ditampakkan kepadaku” [HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah dari Tsauban ra].

34. “Manusia itu bersyarikat (bersekutu) dalam tiga perkara (iaitu) air, padang ragut dan api” [HR Abu Daud & Ahmad]. 

35. “Barangsiapa membunuh seorang mu’ahid (kafir yang mendapatkan jaminan keamanan) tanpa alasan yang hak, maka ia tidak akan mencium wangi syurga, walaupun dari jarak empat puluh tahun perjalanan sekali pun” [HR Ahmad]

36. “Dikatakan, wahai Rasulullah, apakah kami harus memerangi mereka dengan pedang? Rasulullah menjawab, ‘Tidak, selama mana mereka mendirikan solat (menegakkan hukum Islam) di antara kamu” [HR Muslim]. 

37. 
Daripada Huzaifah daripada Nabi SAW, Baginda bersabda : "Bahawasanya akan wujud (akan datang) para pemerintah yang berbohong dan berlaku zalim. Barangsiapa yang membenarkan pembohongan mereka dan membantu atas kezaliman mereka, maka (mereka) bukan daripada (golongan) kami dan aku bukan daripada (golongan) mereka, dan dia tidak akan menemuiku di haudh minum (telaga kauthar di akhirat kelak). (Sebaliknya) sesiapa yang tidak membenarkan pembohongan mereka dan tidak membantu atas kezaliman mereka, maka dia daripada (golongan) ku dan aku daripada (golongan) nya dan dia akan bertemuku di haudh" minum bersamaku di telaga khautsar. (Riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya)


38. Sungguh kalian akan mengikuti jejak langkah orang-orang sebelum kalian selangkah demi selangkah, hingga apabila mereka memasuki lubang dhab (biawak), nescaya kalian mengikutinya. Para sahabat bertanya, apakah maksudnya orang-orang (yang diikuti itu) Yahudi dan Nasrani? Beliau berkata: siapa lagi kalau bukan mereka" [HR. Bukhari Muslim].

39. 
“Akan datang kepada umatku suatu zaman di mana orang yang berpegang kepada agamanya laksana menggenggam bara api” [HR Tirmizi].


40. Islam mula tersebar dalam keadaan asing dan ia akan kembali asing. Maka beruntanglah orang-orang yang asing” [HR Muslim].


41.  "Daripada Tsauban Radiallahu ‘Anhu berkata: Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam  bersabda: "Hampir tiba suatu masa di mana bangsa-bangsa dan seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang hendak makan mengerumuni talam hidangan mereka". Maka salah seorang sahabat bertanya "Apakah dari kerana kami sedikit pada hari itu?" Nabi menjawab, "Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gerun terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan mencampakkan ke dalam hati kamu penyakit 'wahan'”. Seorang sahabat bertanya, "Apakah wahan itu hai Rasulullah?" Nabi kita menjawab, "Cinta pada dunia dan takut pada mati". [HR Abu Dawud]


42. Orang yang memungut cukai tidak akan masuk syurga.” [HR Ahmad, Abu Dawud dan Al-Hakim].


43. Sesungguhnya pemungut cukai itu berada dalam neraka” [HR Ahmad]


44. “Sekiranya kamu menjumpai pemungut ’usyur (cukai yang dipungut di sempadan antara negara Islam dan negara kufur), maka bunuhlah dia” [Musnad, Imam Ahmad bin Hambal]


45. “Kaum Muslimin bersyarikat (berkongsi) dalam tiga perkara iaitu air, padang ragut dan api” [HR Abu Daud]


46. “Tiga hal yang tidak akan pernah dilarang (dari manusia memanfaatkannya) adalah air, padang ragut dan api” [HR Ibnu Majah].


47. “Tangan dipotong bagi kecurian suku (satu per empat) dinar atau lebih. [HR Bukhari] 


48. Setelah Islam datang, Rasululllah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam mengakui (men-taqrir) berbagai muamalat yang menggunakan dinar Romawi dan dirham Parsi. Taqrir (pengakuan) dari Rasulullah inilah yang telah memperjelaskan kepada kita bahawa inilah sistem matawang Islam dan sekaligus menjadi hukum syara’ tentang kewajiban penerapannya. Sehubungan dengan dinar dan dirham ini, Rasulullah juga telah mengakui standard timbangan yang wujud pada waktu itu hendaklah diukur dengan menimbang berat dinar dan dirham. Tentang ini Rasulullah bersabda,

 Takaran adalah takaran penduduk Madinah dan timbangan adalah timbangan penduduk Makkah
[HR Abu Daud, an-Nasa’i, al-Baihaqi]

49. Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata : “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang buruk agar jangan sampai menimpaku” Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu Allah mendatangkan kebaikan(Islam) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan ?” Beliau berkata : “Ya” Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?” Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada asap”. Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?” Beliau menjawab : “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya” Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?” Beliau menjawab :”Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka” Aku bertanya: “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?” Beliau menjawab: “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita(Bahasa Arab)” Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini” Beliau menjawab : “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka” Aku bertanya : “Bagaimana jika tidak imam dan jama’ah kaum muslimin?” Beliau menjawab: ”Tinggalkan semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal mendatangimu” [HR Bukhari, Muslim, Ahmad & Ibnu Majah]

50Seseorang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah saw., bagaimana pendapatmu tentang seorang yang mencintai suatu kaum tapi tidak mampu menyusul (amal shaleh) mereka?” Maka Rasulullah saw. bersabda, “Seseorang akan bersama orang yang dicintainya.” [HR Bukhari dan Muslim]

51. 
"Sentiasa ada satu golongan daripada kalangan umatku yang menzahirkan kebenaran, tidak akan memberi mudarat kepada mereka orang yang meninggalkan mereka sehingga datang hari kiamat dan mereka dalam keadaan tersebut". (Riwayat Muslim)


52. Rasulullah s.a.w bersabda kepada Ibnu Hawalah "Wahai Ibnu Hawalah, Jika Engkau melihat KHILAFAH telah kembali ke Tanah Suci (Jerusalem), maka saat goncangan, bencana dan kejadian-kejadian besar akan sampai, dan waktu (kiamat) itu, lebih dekat dengan manusia daripada dekatnya antara tanganku dengan kepalamu. (HR Abu Dawud, disahihkan oleh Al-Albani)



53. “Wahai manusia! Sesungguhnya binasa orang yang terdahulu daripada kamu kerana mereka itu apabila seorang bangsawan dalam kalangan mereka mencuri, dia dibiarkan. Apabila seorang yang lemah dalam kalangan mereka mencuri, dilaksanakan hukum ke atasnya. Demi Allah! Jika Fatimah anak Muhammad (puteri Rasulullah) itu mencuri, nescaya ku potong tangannya” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)


54. Sungguh mengkagumkan urusan orang yang beriman, kerana seluruh urusannya merupakan kebaikan baginya. Jika mendapat kesenangan ia bersyukur, maka syukur adalah kebaikan baginya. Jika ditimpa kesulitan ia bersabar, maka sabar itu merupakan kebaikan baginya. Hal seperti ini tidak akan didapati pada seseorang kecuali orang yang beriman [HR Muslim]


55. Sesungguhnya Rasulullah saw di sebahagian waktunya ketika perang, baginda menunggu hingga matahari condong ke barat, kemudian baginda berdiri di hadapan kaum muslimin dan berkata, wahai manusia, janganlah kalian berharap untuk bertemu dengan musuh, dan mintalah keselamatan dari Allah. Tapi, jika kalian bertemu dengan musuh, maka bersabarlah. Dan ketahuilah, syurga ada di bawah bayang-bayang pedang. Kemudian baginda berdoa "ya Allah, zat yang menurunkan kitab, yang menjalankan awan dan menghancurkan musuh, hancurkanlah mereka dan tolonglah kami untuk mengalahkan mereka". [HR Bukhari dan Muslim]


56. “Barangsiapa (bangun) di pagi hari dan perhatiannya kepada selain Allah, maka Allah akan berlepas diri dari orang itu. Dan barang siapa (bangun) di pagi hari tidak memperhatikan urusan kaum Muslimin, maka dia tidak termasuk dari mereka (kaum Muslimin)” [HR Hakim]. 



57. “Sesiapa yang memanggil orang lain dengan ‘kafir’ atau ‘musuh Allah’ sedang dia tidak begitu, maka tuduhan itu kembali kepadanya (penuduh)”. [Riwayat al-Bukhari dan Muslim]


58. Allah menerangi orang yang mendengar perkataanku (hadis), kemudian ia menyedarinya, menjaganya dan menyampaikannya. Terkadang ada orang yang membawa pengetahuan kepada orang yang lebih tahu darinya. Ada 3 perkara yang menyebabkan hati seorang muslim tidak dirasuki sifat hasad dengki iaitu; ikhlas beramal kerana Allah, MENASIHATI PARA PEMIMPIN KAUM MUSLIMIN, dan SENTIASA ADA DALAM JAMAAH AL MUSLIMIN. Kerana dakwah akan menyelimuti dari belakang mereka.... [HR at Tirmizi] dinukil oleh Imam As Syafie dalam ar Risalah.




59.  Daripada Abdullah ibnu Umar: "Wahai kaum Muhajirin! Ada 5 perkara di mana jika telah menimpa kamu maka tiada lagi kebaikan bagi kamu. Dan aku berlindung dengan Allah S.W.T agar kamu tidak menemui zaman itu. 5 perkara itu ialah:  [1] Tidak bermaharajalela perbuatan zina pada suatu kaum sehingga mereka berani secara terang-terang melakukannya melainkan akan ditimpa penyakit Taun yang merebak dengan cepat dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa umat-umat yang lain. [2] Tiada mereka mengurangi sukatan atau timbangan melainkan mereka akan diuji dengan kemarau panjang dan kesulitan dalam mencari rezeki serta berhadapan dengan kezaliman daripada kalangan pemimpin mereka. [3] Dan tidak menahan mereka akan zakat harta benda melainkan ditahan juga untuk mereka air hujan dari langit. Jika tiada binatang yang hidup di muka bumi ini nescaya mereka tidak diberikan hujan oleh Allah S.W.T. [4] Dan tiada mereka menyalahi akan janji Allah S.W.T dan rasulNya melainkan Allah S.W.T akan menurunkan kepada mereka musuh yang akan merampas sebahagian daripada apa yang ada di tangan mereka. [5] Dan apabila pemimpin-pemimpin mereka tidak melaksanakan hukum Allah S.W.T  yang terkandung dalam al-Quran dan tidak mahu menjadikannya sebagai pilihan utama maka Allah S.W.T akan menjadikan bencana di kalangan mereka sendiri" [HR Ibn Majah]

60.  "Janganlah kerana takut kepada manusia menyebabkan engkau takut bercakap perkara yang benar apabila engkau tahu dan melihatnya. Maka sesungguhnya bercakap benar itu tidak memendekkan umur dan mengurangkan rezeki bila bercakap benar atau menyebut perkara yang besar" [HR Ahmad]

61. "Ya Allah! Jangan Engkau ketemukan aku dengan suatu masa atau mudah-mudahan kamu wahai para sahabat tidak akan bertemu dengan suatu masa di mana orang alim sudah tidak diikut lagi dan orang yang berbudi pekerti tidak disegani lagi. Hati mereka seperti orang ‘ajam(pada fasiknya) dan lidah mereka seperti orang arab (pada  fasihnya)". [HR Ahmad]

62. “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Dan pada waktu itu orang yang berdusta dikatakan benar, dan orang yang benar dikatakan berdusta. Orang khianat akan disuruh memegang amanah, dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berpeluang bercakap hanyalah golongan ‘Ruwaibidhah’. Sahabat bertanya, ‘Apakah Ruwaibidhah wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab, ‘Orang bodoh yang bercakap mengenai urusan orang ramai” [HR Ahmad].

63.“Seseorang yang ditetapkan Allah (dalam kedudukan) mengurus umat dan dia tidak memberikan nasihat kepada mereka (umat), dia tidak akan mencium bau syurga.” [HR Bukhari]

64. “Seseorang yang memimpin kaum Muslimin dan dia mati sedangkan dia menipu mereka (umat) maka Allah akan mengharamkannya masuk syurga.” [HR Bukhari & Muslim]

65. “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” [HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah].

66. “Akan berlaku selepas peninggalanku nanti para pemimpin yang tidak mengikut petunjukku, tidak mengikut sunahku dengan panduan sunahku. Akan muncul pula di kalangan kamu orang-orang yang hatinya adalah hati syaitan (fasik). Aku (Huzaifah) bertanya: Apakah harus aku lakukan jika aku menemuinya? Baginda bersabda: Hendaklah kamu mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun dia memukul punggungmu dan merampas harta-bendamu”. [Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim].

67.  DariJabir bin Abdullah, ia berkata; Rasulullah saw bersabda:

"Janganlah kamu mempelajari ilmu untuk membanggakan diri dengan ulama atau untuk berdebat dengan orang-orang bodoh.Dan jangan pula kamu memilih-milih majlis dengan ilmu itu. Siapasaja yang melakukan hal itu, maka neraka, nerakalah baginya". (HR.Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya, al-Hâkim dalam kitabShahih-nya. Hadits ini telah disetujui oleh adz-Dzahabi Ibnu Majah, al-Baihaqi, dan Ibnu Abdil Bar dalam Jami’Bayan al-Ilmi wa Fadhlihi)

68.  Aku wasiatkan hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat kendati kalian diperintah oleh seorang budak, karena orang-orang yang hidup sepeninggal kalian akan melihat pertentangan yang banyak. Maka, hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khulafaur-rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Gigit (pegang erat) sunnah tersebut dengan gigi geraham. Tinggalkanlah hal-hal yang baru, karena setiap bid’ah adalah sesat”

[Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4607; At-Tirmidzi no. 2676; Ahmad 4/126-127; Ad-Darimi 1/44; Ibnu Majah no. 43,44; Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no. 27; Ath-Thahawi dalam Syarh Musykilil-Atsar 2/69; Al-Baghawi no. 102; Al-Ajjuri dalam Asy-Syari’ah hal. 46; Al-Baihaqi 6/541; Al-Lalika’i dalam Ushulul-I’tiqad no. 81; Al-Marwadzi dalam As-Sunnah no. 69-72; Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 5/220, 10/115; dan Al-Hakim 1/95-97]

69. : "Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an dengan logikanya (semata), maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka” (HR. Tirmidzi no. 2951. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan).

70. Dari Abu Najih, Al ‘Irbad bin Sariyah”Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuran”. kami bertanya ,”Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami wasiat” Rasulullah bersabda, “Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Alloh yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya (budak). Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan berpeganglah kamu dengan kepada sunnah-sunnah itu dengan kuat. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid’ah itu sesat.” [HR. Abu Daud dan At Tirmidzi]

71. “Sebaik-baik pemimpin bagi kamu adalah orang-orang yang kamu semua cintai dan mereka pun mencintai kamu semua, juga yang kamu semua mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka pun mendoakan kebaikan untuk kamu semua.

Adapun seburuk-buruk pemimpin di antara kamu ialah orang-orang yang kamu membenci mereka dan mereka pun membenci kamu semua, juga yang engkau semua melaknat mereka dan mereka pun melaknat kamu semua.” [Hadis Riwayat Muslim, 9/403, no. 3447]

72. Daripada Ubai bin Ka’ab bahawa dia mendengar seorang lelaki berkata: “Hai keluarga si fulan!”. Lantas Ubai berkata kepada lelaki tersebut: “Gigitlah kemaluan bapamu!”. Ubai mencelanya terang-terangan tanpa menggunakan bahasa kiasan (sindiran). Lelaki tersebut berkata kepadanya: “Wahai Abul Munzir (kun-yah Ubai), engkau bukanlah orang yang gemar berkata keji”. Ubai berkata kepadanya: “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa berbangga-bangga dengan slogan jahiliyah maka suruhlah dia menggigit kemaluan ayahnya dan tidak usah memakai bahasa kiasan terhadapnya” [HR Al Bukhari dalam Abadul Mufrad]

73. “Sesungguhnya selepasku ini akan adanya para pemimpin yang melakukan kezaliman dan pembohongan. Sesiapa masuk kepada mereka lalu membenarkan pembohongan mereka dan menolong kezaliman mereka maka dia bukan dariku dan aku bukan darinya dan dia tidak akan mendatangi telaga (di syurga). Sesiapa yang tidak membenar pembohongan mereka dan tidak menolong kezaliman mereka, maka dia dari kalanganku dan aku dari kalangannya dan dia akan mendatangi telaga (di syurga). Riwayat Ahmad, al-Nasai, dan al-Tirmidhi. Hadith ini sahih seperti yang dinilai oleh al-Albani.

74. Ubadah berkata, “Kami membaiat Nabi SAW untuk mendengarkan dan mentaati perintahnya, baik dalam keadaan yang kami senangi ataupun kami tidak senangi, dalam keadaan sulit ataupun lapang, serta dalam hal tidak mendahulukan urusan kami, juga agar kami tidak merebut kekuasaan dari seorang pemimpin, kecuali (sabda baginda), ‘Kalau kalian melihat kufran bawaahan (kekufuran yang nyata) yang dapat dibuktikan berdasarkan keterangan dari Allah” [HR Bukhari & Muslim].

75. "Orang Muslim itu ialah saudara bagi orang Muslim yang lain; dia tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh membiarkannya binasa" [HR Abu Daud dan at-Tirmidzi].


76. Daripada Abu Hurairah, sabda Rasulullah SAW “Seorang Muslim adalah saudara kepada muslim yang lain, dia tidak harus mengkhianatinya, mendustakan atau mendustainya, tidak juga membiarkannya (tanpa menolong atau melindunginya). Menjadi kewajipan antara orang Islam menjaga kehormatan, harta dan darahnya” [HR at-Tirmizi].